Kamis, 20 Desember 2012

My Unrequited Love (Part 3)

TENG! TENG!
Mei duduk termangu dikelasnya. Padahal, sekarang sedang istirahat. Karena kejadia penolakan tersebut, Mei pun meminta wali kelasnya, agar tempat duduknya dipindahkan. Akhirnya dia duduk bersebelahan dengan Nurul, dan Rizky duduk bersama Daffa. Mei tidak bisa memikirkan apapun selain kejadian penolakan tersebut. Tanpa ia sadari, air mata menetes di pelupuk matanya. Nanda menghampirinya. "Hei, jangan sedih terus dong." tungkas Nanda sambil tersenyum. "Aku tidak sedih. Aku hanya memikirkan betapa bodohnya aku. Untuk apa aku menembaknya." ujarku dengan lemas. Guru matematika pun memasuki kelas. "Ah, pelajaran matematika sudah dimulai. Ayo kembali ke tempat duduk kita." ujarku mengakhiri percakapan.

"Rania, hari ini kamu tugas piket dengan Rana, ya." ujar Bu Adilla dengan tenang. "Ba-baik bu." balas Rania dengan sedikit ketakutan. Rana yang mendengar, raut mukanya langsung berubah. "Apa?! Aku tugas piket dengan Rania? Bodo amat. Aku pulang saja duluan." gumam Rana dalam hati. Jam pulang sekolah pun tiba. Rania, yang seharusnya piket bersama Rana, sekarang sedang sendirian dikelasnya. Dia bingung, Rana pergi kemana. "Bukannya seharusnya kami piket bersama?" gumam Rania. Karena Rana tak kunjung muncul, Rania pun mengerjakan tugas piket sendirian. Rana yang mengawasi, tersenyum senang. "Hehe, tunggu saja kamu, Rania.. Akan kubuat hidupmu lebih sengsara lagi! "gumam Rana dengan senang.

TO BE CONTINUED.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment!
Any suggestion will improve the author! :)