Rabu, 19 Desember 2012

My Unrequited Love (Part 2)

"Selamat pagi, semuanya. Hari ini, ibu akan memperkenalkan murid baru di kelas kita. Rania, silahkan masuk!" kata Bu Adilla, wali kelas 10A. "Halo semuanya, nama saya Rania Alifa, senang bisa sekelas dengan kalian." Rania memperkenalkan diri. Bu Adilla angkat bicara. "Baiklah, Rania, kamu akan duduk disebelah.. Rana." "Baik, bu guru." balas Rania singkat. Rana tampak tidak senang dengan kehadiran Rania. Dia sering memarahi Rania hanya karena masalah sepele.

"Halo, Sabrina!", ujar Veren dengan ceria. Sabrina terkejut. "Halo juga, Veren, em, ngomong-ngomong, siapa orang yang disebelahmu?" tungkas Sabrina dengan cepat. "Ah, dia?Oh.. Dia adalah kakakku, Hani. Dia duduk di kelas 10." jawab Veren. "Oh.. Senang bisa bertemu, kak Hani." balas Sabrina acuh tak acuh. Veren, yang tidak suka situasi seperti ini, angkat bicara. "Hei, apa kelanjutan semalam?" tanyanya. "Semalam? Ah.. Hal itu.. Tidak ada apa-apa." ujar Sabrina dengan lesu.

"Kamu.. Cepat ceritakan!" jawab Veren dengan cepat. Setelah dipikir-pikir, akhirnya Sabrina membuka mulutnya. "Sebenarnya... aku sedang sedih.., soalnya.. Abang Daffa menolak kakakku.." ucap Sabrina terbata-bata. "Eh?!" Veren menanggapi seperti tak percaya. "Apa yang bisa kulakukan untuk kakakku, ya?" ujar Sabrina. "Mungkin, kita harus konsultasi kepada dokter cinta!" ujar Veren tanpa khawatir. "Do-dokter cinta? Dia di kelas mana?" tanya Sabrina dengan cepat. "Dia berada di kelas 10C, apa nanti kau mau kesana?" tanya Veren. "Tentu!" jawab Sabrina tanpa pikir panjang.

TO BE CONTINUED.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Comment!
Any suggestion will improve the author! :)